Rabu, 13 September 2017

Kemarahan Penunggu Lab Sekolah


Ini merupakan pengalaman nyata kakak kelas dan pengurus lab sekolahku dengan judul penunggunya lagi bad mood. Aku akan bercerita sebagai pengurus lab.
Aku sebagai pengurus lab komputer sekolah, sedang menemani anak kelas 3 yang sedang berlatih untuk ujian praktek. Mereka bermaksud menginap di sekolah karena waktu ujian sudah dekat. Sehabis shalat maghrib, mereka pulang kerumah untuk sekedar mandi atau makan terlebih dahulu. Agen Domino 99 Online Terpercaya

Sa (siswa): mas, ki piye? Komputer e meh dipateni sek ora (mas gimana? Komputernya mau dimatikan dulu enggak).
Aku: ora usah, mengko bar isya kan do rene maneh (tidak usah, nanti habis isya kan kesini lagi).
Si (siswi): lha AC ne? (lha AC nya?).
Aku: rak popo, Ben mengko melbu lab wes adem (tidak apa-apa, nanti biar kalau masuk lab sudah dingin).
Pukul 19.30 aku sudah sampai ke sekolahan lagi, disana sudah ada beberapa anak yang menunggu ditempat parkir. Kami berenam (4 cowok 2 cewek) langsung menuju ke lab komputer. Sampai didepan lab komputer, aku melihat lampu salah satu lab komputer mati (sekolah punya 2 lab komputer yang letaknya bersebelahan).
Aku: lho, Dit (nama samaran) mau lampune mbok pateni tho? ( lho, Dit, tadi lampunya kamu matikan?).
Sa1: ora ik mas, mau kan lampune Urip sakdurung e ditinggal (nggak mas, tadi kan lampunya hidup sebelum ditinggal).
Sa2: iyo mas, bukan e mau seng ngunci sampeyan? (iya mas, bukannya tadi yang mengunci kamu?).
Ane: yo wis, yo Ndang di uripke maneh, paling njeglek meteran e (ya sudah, ayo cepat dihidupkan lagi, mungkin turun meterannya).
Ketika ane membuka pintu, hawa panas langsung menyebar ke seluruh tubuhku. Aku dan 2 orang siswa memaksakan masuk kedalam lab untuk menghidupkan lampu. Keadaan didalam lab sangatlah panas, padahal AC masih dalam keadaan hidup (nggak liat AC-nya, tapi dengar suara angin AC, tahu kan suara AC kalau hidup kayak apa). Aku langsung mencari saklar lampu, dengan bantuan layar ponselku langsung menemukan saklar lampu. Aku lihat ada yang aneh, padahal saklar pada posisi on, tapi lampunya tidak menyala, aku tekan berkali-kali tetap tidak menyala.
Sa1: mas, delok o kae (mas, lihat itu).
Aku: opo, ojo meden-medeni (apaan, jangan nakut-nakutin).
Sa2: ora mas, delok o komputer e (nggak mas, coba lihat komputernya).
Aku berbalik melihat keadaan komputer, layar monitor mati, padahal lampu indikator monitor dan CPU dalam keadaan hidup, (sambil jalan ke pintu).
Aku: iki ki ngopo jan-jane? Lampu urip, AC urip, tapi kok kayak ngene (ini sebenarnya ada apa sih? Lampu hidup, AC hidup, tapi kok kayak gini).
Sa1: mboh mas, aku yo ra reti (entah, mas, aku juga tidak tahu).
Tiba-tiba salah satu siswi yang dari tadi terlihat gelisah langsung menarik tanganku.
Si: mas, do metu sek yo (mas, ayo kalian keluar dulu).
Sa3: ana opo, tong (nama panggilan dia, bukan gentong lho)? (ada apa tong?).
Si: wes, pokok men metu sek (sudah pokoknya keluar dulu).
Aku paham apa yang diomongkan, soalnya siswi ini memang punya kemampuan melihat hal-hal seperti “itu”.
Aku: yo, wis. Yo do metu pindah lab sebelah (ya sudah. Ayo keluar, pindah di lab sebelah).
Setelah semua pindah ke lab satunya si siswi ini baru mau cerita.
Si: mau ki, mbaknya Ono neng ngarep Lawang, ketok e gek ora gelem diganggu, mangkane dewe melbu hawane panas, dhewe neng kene sek, sesok ae melbune (tadi itu mbaknya ada didepan pintu, kayaknya sedang nggak mau diganggu, mangkanya kita masuk, hawanya panas, kita disini dulu, besok saja masuknya). Agen Poker Online Terpercaya
Aku sedikit merinding ngeri, tapi langsung hilang, soalnya penunggu disitu nggak suka ganggu, jadi aku positif thinking saja. Paginya ketika aku masuk ke lab itu, semuanya kembali normal, posisi komputer dan lampu menyala seperti waktu ditinggal sore hari. AC pun kembali dingin. 

Situs Poker Online Domino 99 BandarQ Paling TOP

Sumber : http://cerita-hantu.com/penunggunya-lagi-bad-mood/

0 komentar:

Posting Komentar